Jakarta Japan Rugby Gila Club telah lebih dari satu dekade menjadi kekuatan dalam peta Rugby di Indonesia.
Cara bermain team JJRG yang dinamis namun disiplin selalu penuh dengan warna dan menarik untuk ditonton. Seringkali pengalaman para pemainnya yang dengan cepat melakukan clearing dari rucks serta bola-bola teratur dan rapi terkesan “menggurui” team-team yang jauh lebih muda daripada mereka. Status “legenda” patut diberikan kepada pasukan yang rata-rata umurnya sudah tidak muda lagi, namun demikian setiap ada pertandingan atau kompetisi, JJRG selalu saja mampu membentuk team untuk berpartisipasi.
Tidak hanya berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan dan kompetisi, JJRG juga turut mengembangkan olahraga Rugby melalui program JJRG Junior ang mereka lakukan setiap akhir pekan. Para anggota klub juga baik secara individu maupun beramai-ramai, turut berkontribusi untuk senantiasa meningkatkan semangat Rugby di Indonesia.
Sebagai contoh, Jakarta Japan Matsuri yang dikenal sebagai Pekan Budaya Jepang selalu turut mempertandingkan Rugby sebagai bagian dari acaranya. JJRG juga berkontribusi melalui individu seperti Oya Yohei yang selain telah bermain untuk dan turut melatih Timnas Rugby XVs Indonesia, kini juga aktif mengembangkan Rugby di Jakarta.
JJRG juga memanfaatkan networking mereka di Jepang untuk selalu menambah bantuan bagi pengembangan Rugby di Indonesia. Melalui networking tersebut, JJRG turut membantu kedatangan pelatih dan trainer Yuta Nakagawa beberapa tahun yang lalu untuk melatih pelatih dan pemain Rugby di Indonesia. Networking ini berkelanjutan dan pada kahirnya tercipta suatu kerjasama yang diharapkan akan terus berkelanjutan.
Salah satu wujud kerjasama yang baik ini terjadi baru-baru ini dimana Japanese International Cooperation Agency (JICA) telah mengirimkan seorang Junior Expert (Ahli Muda) bernama Takanori Hattori untuk membagi ilmu Rugbynya di beberapa propinsi di Indonesia.
Bersama dengan Taka-san, beberapa sukarelawan dari universitas terkemuka Ryutsu Keizai University (RKU) Rugby juga saat ini sedang berada di Indonesia untuk membantu mengembangkan Rugby melalui program “Get Into Rugby”, pengembangan pelatih serta pelatihan ofisial pertandingan. Dibawah pengawasan Makoto Nishiki yang merupakan tenaga pengajar di RKU dan juga merupakan anggota Komite Eksekutif Asia Rugby, para sukarelawan ini telah melakukan berbagai kegiatan positif berkaitan dengan pengembangan Rugby di Jakarta, Jogjakarta dan Bojonegoro serta dijadwalkan untuk berkunjung pula ke Sumatera Selatan untuk turut menyebarkan nilai-nilai Rugby yang melintasi sekedar aspek olahraga Rugby itu sendiri.
Rombongan RKU yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir juga mendapatkan kesempatan yang baik untuk mendapatkan perspektif bagaimana Rugby dimainkan di Asia, diluar negara-negara “besar” seperti Jepang. Mengingat jumlah peserta GIR putra dan putri yang begitu besar walaupun seringkali fasilitas yang apa adanya, Indonesia memang masih di tahap awal pengembangan Rugby namun para sukarelawan tersebut dapat melihat prospek dan potensi pengembangan Rugby di Indonesia sehingga kelak bahkan dapat menyaingi olahraga yang terlebih dahulu berakar dan popular seperti sepakbola dan badminton.
Mengingat di tahun 2018 ini dilangsungkan perayaan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang ke-60, sangat menggembirakan bahwa Rugby dapat menjadi salah satu jembatan yang menghubungkan kedua negara sahabat.