Tanggal 10 September merupakan hari bersejarah untuk Jawa Barat dan Indonesia pasalnya Rugby pertama kalinya cabor eksibisi yang dipertandingkan pada PON di Jawa Barat, Pertandingan Rugby dalam PON kali ini diikuti oleh 7 Provinsi pada nomer Putra dan 4 Provinsi dalam nomer Putri. PRUI (Persatuan Rugby Union Indonesia) menegaskan bahwa eksibisi ini akan menjadi sejarah baru untuk menghadapi PON 2020 di Papua nanti. Nomor rugby putra diikuti oleh tujuh provinsi. Ada tuan rumah Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Papua, Banten dan DI Yogyakarta. Sementara, untuk kelompok putri hanya diikuti oleh empat provinsi saja, yaitu DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Papua.
Provinsi Papua mencatat sejarah dalam perkembangan Rugby di Indonesia dimana tim Provinsi Papua berhasil mendapatkan Juara pertama dalam nomor Putra dan Putri dalam Eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX pada tanggal 10 September 2016 di Lapangan Pusat Pendidikan Jasmani TNI Angkatan Darat, Cimahi, Jawa Barat. Hasil ini diraih setelah tim putra Papua berhasil mengalahkan team Putra Banten di Final sementara tim Putri Papua mengalahkan tim Putri DKI Jakarta.
Eksibisi Cabang Rugby diikuti oleh 7 (tujuh) provinsi pada nomor putra yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Bali, Papua, Banten dan DI Yogyakarta. Untuk kelompok putri hanya diikuti oleh 4 (empat) provinsi, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Papua. Lebih kurang 165 Pemain dan ofisial tim dari seluruh provinsi menginap di asrama Pusdikjas Cimahi.
Pagi itu di lapangan Pusdikjas Cimahi telah dipenuhi oleh penonton yang akan menyaksikan pertandingan Rugby perdana di PON Indonesia, Acara dimulai pada jam 8 Pagi dengan awalan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan lagu Bagimu Negeri dimana para pengurus dan peserta mengepalkan tangan di dada masing masing. Setelah kata Sambutan dari Ketua Umum PB PRUI yang diwakilkan oleh Pak Yudha Ramon selaku Wakil Ketua I. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari KONI Pusat yaitu Pak Nanang Juana Pribadi sebagai Ketua Bidang Organisasi KONI pusat. Pak Nanang sangat mengapresiasi Rugby dalam PON ini dan menyatakan kerinduannya bermain Rugby karena beliau juga sempat menuntut ilmu di Australia dimana olahraga Rugby merupakan salah satu olahraga terbesar di negeri tersebut.
Salah satu momen terbaik pada hari itu adalah saat seluruh peserta menyanyikan lagu “Halo-Halo Bandung” sebagai tanda terima kasih atas pembukaan dan Venue yang telah di perseiapkan oleh tuan rumah PRUI Jawa Barat. Hal ini yang membuat suasana Pusdikjas pagi itu menjadi berwarna serta membuat kagum para penonton dan tamu undangan.
Pertandingan yang paling seru hari itu adalah saat tim Putra tuan rumah Jawa Barat melawan tim DKI Jakarta pada perebutan juara 3. Tim DKI yang pada awalnya memimpin 14 – 5 pada babak pertama akhirnya terpaksa mengakui kemenangan tuan rumah 14-17. Motor serangan tim Jawa Barat dipimpin oleh Buldan Muhammad yang juga pemain nasional Indonesia berhasil membalikkan keadaan dan mencuri kemenangan yang membikin seluruh penonton ikut bersorak bahagia.
Sementara itu Tim Papua yang pada awal penyisihan grup kalah dengan tim Banten, kembali bangkit dengan mengalahkan semua lawannya sehingga kembali bertemu dengan tim Banten pada Babak Final. Laurens Koyanki sebagai Kapten tim Papua memimpin timnya dengan baik sehingga pada babak Final Tim Papua berhasil menang 29 – 5 atas tim Banten. Tim Papua ini berasal dari dua daerah yang berbeda yaitu Timika dan Jayapura dan berlatih bersama di Jayapura sebelum bertanding di PON kali ini.
Pada nomor Putri, pertandingan juga berlangsung sengit dimana Tim Papua putri yang kalah 5-12 pada babak penyisihan akhirnya menang 5-0 melawan tim Putri DKI Jakarta. Tim Putri Jawa Barat berhasil mendapat peringkat ketiga dengan skor akhir 17-5 melawan tim Putri DI Yogyakarta.
Tercatat 23 (Dua Puluh Tiga) pertandingan pada PON kali ini dan berlangsung dengan waktu 2 (Dua) x 7 (Tujuh) Menit. Acara ditutup dengan pembagian medali kepada semua pemenang pada Jam 16:30 waktu setempat. Barly Tambatua selaku Wakil Sekjen PB PRUI yang juga Wakil Ketua pelaksana acara sangat bangga dan lega acara ini bisa berlangsung sukses tanpa hambatan berarti. “Panitia sudah berusaha maksimal dan bekerja keras dari Tahun 2015 dan kami sangat puas dengan keberagaman dan keberhasilan acara ini”. “Keberhasilan Rugby di Indonesia adalah acara ini sukses tanpa ada keributan antar pemain. Nilai yang kami tanamkan kepada setiap atlet Rugby adalah nilai mulia seperti rasa saling hormat kepada atlet lain, wasit hingga semua penonton. Olahraga ini memang terlihat keras tapi tuntutan disiplin kami lebih tinggi sehingga semua atlet bisa menguasai diri dan pada akhirnya kami adalah keluarga besar Rugby Indonesia.